Di Spice House, Cape Town, ahli kebun Gundula Deutschländer dan timnya menciptakan 'surga hijau' yang menampilkan banyak pesona tanaman penghasil rempah
Tepat setelah jam 8 pagi di Babylonstoren, terdapat kesibukan dan aktivitas di mana-mana sejak pagi, seperti yang selalu terjadi di pertanian. Sebagai destinasi hotel & wine dengan taman dan pertanian yang dapat terbilang baru, perkebunan yang berlokasi di Cape Town, Afrika Selatan itu sudah cukup terkenal di dunia. Perkebunan ini hanya berjarak singkat dari pusat kota menggunakan mobil.
Bagaimanapun, saat masuk ke dalam salah satu proyek terbaru garden team, "Spice House" semua tenang dan hening. Saat kami menunggu master gardener Gundula Deutschländer, terdapat waktu untuk memperhatikan detail dari rumah kaca itu sendiri: termasuk detail seperti pintu logam cor klasik, panel kaca buram, lempengan batu besar yang dibuat menjadi meja dengan pusat saluran air bertepi kayu dan terdapat juga lantai kayu berpalang yang ditinggikan ke atas menjadi 'mini aquarium'. Sangat hangat dan lembab, udaranya harum dengan aroma halus tanah yang dipenuhi humus dan berbagai tanaman tropis subur lainnya yang memenuhi ruangan.
Jika Anda melewatkannya: 5 Cara Membuat Area Outdoor Anda Lebih Fotogenik
Masuk ke dalam zona yang indah dan tenang ini datanglah Deutschländer, yang—agak seperti isi rumah kaca—"glows with a gentle yet resilient energy". Dia adalah lambang dari gardener bersuara lembut yang memancarkan kekuatan halus. “It’s quite remarkable this morning that we don’t have the misters on, but I think it’s because you’re here,” dia tersenyum. “When I came here yesterday, you couldn’t see more than a metre in front of you.”
Setelah bekerja di Babylonstoren selama lebih dari 13 tahun sebagai master gardener, Deutschländer telah berperan dalam upaya berkebun inovatif, dan Spice House merupakan yang terbaru. Dia menjelaskan bahwa proyek tersebut berawal dari gagasan untuk menciptakan ruang di pertanian yang berfungsi sebagai pengingat sejarah Cape of Good Hope sebagai tempat yang pernah dilewati begitu banyak rempah-rempah berharga dari Timur ke Barat. Ini juga merupakan cara untuk menghargai rempah-rempah itu sendiri; dan kepada mereka yang memiliki "obsesi dengan segala sesuatu yang eksotis, dari gula hingga kertas", seperti yang dikatakan Deutschländer.